LAM AGAMA NOMOR SATU DI BELANDA
http://alhusnakuwait.blogspot.co.id/2013/02/islam-agama-nomor-satu-di-belanda.html
ISLAM AGAMA NOMOR SATU DI BELANDA
Belanda yang lebih dikenal dengan istilah negeri Kincir Angin dan Bunga Tulip terletak di Eropa bagian barat laut.Di sebelah timur negara ini berbatasan dengan Jerman, di sebelah selatan dengan Belgia dan di sebelah barat dengan Laut Utara. Secara harfiah Belanda berarti Kerajaan Tanah Rendah, karena salah satu bentuk geografi di Belanda ialah kebanyakan tanahnya rata dan berada di bawah permukaan laut, karena kondisi ini maka di Belanda banyak di temukan tanggul- tanggul penahan air .Belanda mempunyai total luas wilayah 41,526 km2 yang dibagi menjadi 12 kawasan administrasi yang dinamai provinsi.
Dalam catatan sejarah kolonial, Belanda sering berjumpa dan mendatangi komunitas Muslim di belahan dunia secara umum, dan di benua Asia secara khususnya, melalui hubungan perdagangan internasional, perkawinan silang ataupun penjajahan di beberapa wilayah Asia, hal ini membuat Bangsa Belanda telah mulai mengenal Islam sebelum terjadinya perang Dunia I.
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Belanda
Setelah terjadinya Perang Dunia Kedua, Islam mulai tumbuh berkembang di negara-negara benua Eropa, khususnya Belanda. Pada masa ini, negara Belanda membutuhkan para tenaga kerja untuk melanjutkan cita-cita negara dalam pembangunan dan peningkatan kualitas dari beberapa aspek nasional. Oleh karena itu banyak imigran asing yang beragama Islam berdatangan, yang ketika itu masih didominasi oleh Imigran Turki dan Maroko. Pada tahun 1947 warga negara Indonesia dan Suriname yang beragama Islam masuk ke Belanda. Pada akhir tahun enam puluhan dan awal tahun tujuh puluhan banyak pekerja dari Turki dan Maghrib yang masuk ke Belanda. Dan seiring dengan perkembangan waktu tidak sedikit warga belanda masuk Islam.
Berdasarkan data statistik Central Bureau de Statistiek 1994, jumlah umat Islam dari 15.341.553 jumlah penduduk Belanda saat itu, menempati posisi ketiga (3,7 persen), setelah Katolik Roma (32 persen), dan Kristen Protestan (22 persen). Pada akhir tahun 2004, perkiraan jumlah umat Islam di Belanda meningkat sekitar 944.000 Muslim, dan 6.000 diantaranya adalah warga asli Belanda. Hingga pada awal tahun 2010, umat Islam murni dari bangsa Belanda sendiri sudah mencapai angka kurang lebih 12.000 dari jumlah penduduknya yang ada sekitar 15 jutaan lebih.
Ada sejumlah elemen yang mendorong percepatan jumlah kaum muslimin di negeri Kincir Angin itu. Di kalangan elit warga ibukota Belanda, ternyata 59%nya tidak meyakini satu pun agama, karena mereka mengalami krisis keyakinan terhadap ajaran kristen. Sebaliknya, banyak para pengamat percaya bahwa saat ini agama Islam sedang menyebar dengan cepat, karena kalangan Muslim sangat respek terhadap ajaran-ajaran Islam dibandingkan dengan para pemeluk agama-agama lainnya. Faktor lainnya, karena kecenderungan kaum Muslimin memiliki banyak anak.
Beberapa warga Muslim Belanda percaya, jumlah kaum Muslimin di ibukota Belanda tersebut bahkan lebih besar dari angka resmi yang dicatat pemerintah. Kaum Muslimin Belanda juga percaya bahwa mereka merupakan pemeluk agama terbesar dari segi jumlah. Bukan hanya di Amsterdam, tetapi juga di kota-kota besar lainnya, seperti Rotterdam, Hague, Utrecht.
Perkembangan Islam di Belanda semakin menemukan arah kedepan dan pertumbuhannya semakin mendapatkan perhatian mendalam dari warga Belanda. Maka pembangunan masjid sebagai wadah untuk mengayomi umat muslimin di Belanda dalam melakukan ibadah ajaran Islam (shalat berjamaah, shalat jumat, dll) dan kegiatan-kegiatan keagamaan Islam lainnya seperti pengajian, pengajaran rutin mengenai Islam, penyebaran dakwah, pengumpulan zakat, sedekah dan pengurusan hewan kurban perlu dibangun. Dan seiring dengan jumlah kaum muslimin yang bertambah, maka tidak heran lagi kalau sampai saat ini, jumlah masjid di Belanda juga bertambah banyak. Pada tahun 1990 saja, jumlah Masjid yang terdapat di seluruh Belanda sudah mencapai 300 Masjid. Ini meningkat jauh dari tahun 1971, yang ketika itu terdapat hanya beberapa gelintir buah, diantaranya Masjid Mubarak dan Masjid Maliki An Nur di Balk, yang didirikan oleh anggota eks-tentara KNIL (Koninklijk Nederlandse Indische Leger).
Pembangunan masjid sebagai sarana ibadah umat muslimin akan semakin berlanjut , mengingat semakin besarnya jumlah masyarakat Belanda yang masuk Islam dan bertambahnya pendatang asing muslim dari berbagai negara. Namun, karena kondisi pembangunan yang semakin padat dan luas tanah negara yang sudah tidak memungkinkan untuk didirikan bangunan-bangunan baru, maka tidak heran apabila banyak ditemukan mesjid bekas gereja di sekitar kota-kota besar Belanda. Pihak gereja dan yayasan-yayasan agama umat Kristen menjual aset-aset kepada masyarakat umum, baik dijadikan tempat hiburan, museum ataupun tempat ibadah lainnya, karena kian merosotnya angka jamaat mereka yang aktif beribadah di gereja-gereja, yang disebabkan oleh krisis keyakinan dari warga Belanda kepada ajaran Kristen.
Salah satu masjid bekas gereja adalah Masjid Baitul Hikmah yang merpakan bekas Gereja Immanuel di Heeswijkpein, Moerwijk kota Den Haag. Dari luar bangunan itu tidak tampak mirip Masjid pada umumnya, rumah panjang bertingkat dua, tanpa kubah. Suasana Masjid baru terlihat bila masuk kedalam yang terdapat mihrab dan sajadah yang membentang panjang. Masjid lain yang dulunya Gereja adalah Masjid Tafakkur di Rotterdam, yang diprakarsai oleh organisasi Centrum Santoso Suriname. Masjid yang terletak di Amsterdam Selatan ini, memiliki luas gedung 520 m2, terbagi dalam dua tingkat. Masjid Tafakkur ini dapat menampung sekitar 250 jamaah. Terdiri dari ruangan shalat, ruangan diskusi, ruangan belajar dan ruangan pertemuan.
Di Belanda juga dapat kita temukan sekolah-sekolah Islam dengan model pengajaran Islam, mata pelajaran Islam dan suasana Islami. Pada tahun 2006 setidaknya ada 47 buah sekolah dasar Islam yang terdapat di Belanda, dan dua buah sekolah menengah yaitu College Islam Amsterdam sejak tahun 2001 dan Ibnu Khaldun Pesantren di Rotterdam sejak tahun 2001. Adapun universitas Islam sejak tahun 2005 mungkin baru empat lembaga yang dianggap resmi oleh Pemerintah Belanda. Namun dengan sedikitnya lembaga pendidikan perkuliahan Islam di Belanda tidak menyurutkan arus pemikiran Islam di Negeri Kincir Angin tersebut. Justru malah menjadi pengorbit kaum cendekiawan dari berbagai negara dengan dibimbing oleh pemikir-pemikir Islam ternama sebut saja seperti Abu Hamid Nasr Zaid yang telah mengajar di Universitas Leiden.
Ditekan Wilders, Jumlah Warga Belanda yang Memeluk Islam Bertambah
Semenjak tokoh anti-Islam Geert Wilders berulah, kian banyak warga Belanda yang memeluk Islam. Hal itu terungkap Dari Hari Peralihan Keyakinan Muslim Belanda yang digagas Pusat Dialog Lintas Budaya Kuwait di Utrech, Ahad (6/5) .
Salah seorang peserta, Noureddine Steenvorden, seorang pekerja sosial yang memeluk Islam delapan tahun lalu mencatat semakin banyak warga Belanda yang tertarik dalam Islam.
“Dua bulan lalu, pria Kristen berusia 83 tahun menjadi Muslim. Ia tertarik masuk Islam karena ada dialog tentang Islam. Perlu anda tahu, kami dibesarkan dalam lingkungan tanpa azan. Sebabnya, kami tidak tahu tentang Islam,” kata dia seperti dikutip kuna.net, Senin (7/5).
Peserta lain, Lee Ravenberg mengatakan pernyataan Wilders tentang Islam adalah agama jahat yang memicu warga Belanda untuk tahu tentang Islam. Ia pun menyelidiki tentang Islam. “Ternyata aku mendapatkan hidayah,” kata dia.
Melihat fenomena itu, Jamal Al-Shatti, anggota dewan dari Pusat Dialog Lintas Budaya Kuwait, mengatakan dialog tentang Islam memainkan peranan penting. Sebab, ada semacam eksplorasi informasi tentang Islam. Dari eksplorasi itu, pesan Islam dengan mudah dapat diterima. (Ummu Abdurahman)
ISLAM AGAMA NOMOR SATU DI BELANDA
Belanda yang lebih dikenal dengan istilah negeri Kincir Angin dan Bunga Tulip terletak di Eropa bagian barat laut.Di sebelah timur negara ini berbatasan dengan Jerman, di sebelah selatan dengan Belgia dan di sebelah barat dengan Laut Utara. Secara harfiah Belanda berarti Kerajaan Tanah Rendah, karena salah satu bentuk geografi di Belanda ialah kebanyakan tanahnya rata dan berada di bawah permukaan laut, karena kondisi ini maka di Belanda banyak di temukan tanggul- tanggul penahan air .Belanda mempunyai total luas wilayah 41,526 km2 yang dibagi menjadi 12 kawasan administrasi yang dinamai provinsi.
Dalam catatan sejarah kolonial, Belanda sering berjumpa dan mendatangi komunitas Muslim di belahan dunia secara umum, dan di benua Asia secara khususnya, melalui hubungan perdagangan internasional, perkawinan silang ataupun penjajahan di beberapa wilayah Asia, hal ini membuat Bangsa Belanda telah mulai mengenal Islam sebelum terjadinya perang Dunia I.
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Belanda
Setelah terjadinya Perang Dunia Kedua, Islam mulai tumbuh berkembang di negara-negara benua Eropa, khususnya Belanda. Pada masa ini, negara Belanda membutuhkan para tenaga kerja untuk melanjutkan cita-cita negara dalam pembangunan dan peningkatan kualitas dari beberapa aspek nasional. Oleh karena itu banyak imigran asing yang beragama Islam berdatangan, yang ketika itu masih didominasi oleh Imigran Turki dan Maroko. Pada tahun 1947 warga negara Indonesia dan Suriname yang beragama Islam masuk ke Belanda. Pada akhir tahun enam puluhan dan awal tahun tujuh puluhan banyak pekerja dari Turki dan Maghrib yang masuk ke Belanda. Dan seiring dengan perkembangan waktu tidak sedikit warga belanda masuk Islam.
Berdasarkan data statistik Central Bureau de Statistiek 1994, jumlah umat Islam dari 15.341.553 jumlah penduduk Belanda saat itu, menempati posisi ketiga (3,7 persen), setelah Katolik Roma (32 persen), dan Kristen Protestan (22 persen). Pada akhir tahun 2004, perkiraan jumlah umat Islam di Belanda meningkat sekitar 944.000 Muslim, dan 6.000 diantaranya adalah warga asli Belanda. Hingga pada awal tahun 2010, umat Islam murni dari bangsa Belanda sendiri sudah mencapai angka kurang lebih 12.000 dari jumlah penduduknya yang ada sekitar 15 jutaan lebih.
Ada sejumlah elemen yang mendorong percepatan jumlah kaum muslimin di negeri Kincir Angin itu. Di kalangan elit warga ibukota Belanda, ternyata 59%nya tidak meyakini satu pun agama, karena mereka mengalami krisis keyakinan terhadap ajaran kristen. Sebaliknya, banyak para pengamat percaya bahwa saat ini agama Islam sedang menyebar dengan cepat, karena kalangan Muslim sangat respek terhadap ajaran-ajaran Islam dibandingkan dengan para pemeluk agama-agama lainnya. Faktor lainnya, karena kecenderungan kaum Muslimin memiliki banyak anak.
Beberapa warga Muslim Belanda percaya, jumlah kaum Muslimin di ibukota Belanda tersebut bahkan lebih besar dari angka resmi yang dicatat pemerintah. Kaum Muslimin Belanda juga percaya bahwa mereka merupakan pemeluk agama terbesar dari segi jumlah. Bukan hanya di Amsterdam, tetapi juga di kota-kota besar lainnya, seperti Rotterdam, Hague, Utrecht.
Islam di Belanda Semakin Berkembang dan Meningkat Jumlah Pengikutnya
Perkembangan Islam di Belanda semakin menemukan arah kedepan dan pertumbuhannya semakin mendapatkan perhatian mendalam dari warga Belanda. Maka pembangunan masjid sebagai wadah untuk mengayomi umat muslimin di Belanda dalam melakukan ibadah ajaran Islam (shalat berjamaah, shalat jumat, dll) dan kegiatan-kegiatan keagamaan Islam lainnya seperti pengajian, pengajaran rutin mengenai Islam, penyebaran dakwah, pengumpulan zakat, sedekah dan pengurusan hewan kurban perlu dibangun. Dan seiring dengan jumlah kaum muslimin yang bertambah, maka tidak heran lagi kalau sampai saat ini, jumlah masjid di Belanda juga bertambah banyak. Pada tahun 1990 saja, jumlah Masjid yang terdapat di seluruh Belanda sudah mencapai 300 Masjid. Ini meningkat jauh dari tahun 1971, yang ketika itu terdapat hanya beberapa gelintir buah, diantaranya Masjid Mubarak dan Masjid Maliki An Nur di Balk, yang didirikan oleh anggota eks-tentara KNIL (Koninklijk Nederlandse Indische Leger).
Pembangunan masjid sebagai sarana ibadah umat muslimin akan semakin berlanjut , mengingat semakin besarnya jumlah masyarakat Belanda yang masuk Islam dan bertambahnya pendatang asing muslim dari berbagai negara. Namun, karena kondisi pembangunan yang semakin padat dan luas tanah negara yang sudah tidak memungkinkan untuk didirikan bangunan-bangunan baru, maka tidak heran apabila banyak ditemukan mesjid bekas gereja di sekitar kota-kota besar Belanda. Pihak gereja dan yayasan-yayasan agama umat Kristen menjual aset-aset kepada masyarakat umum, baik dijadikan tempat hiburan, museum ataupun tempat ibadah lainnya, karena kian merosotnya angka jamaat mereka yang aktif beribadah di gereja-gereja, yang disebabkan oleh krisis keyakinan dari warga Belanda kepada ajaran Kristen.
Salah satu masjid bekas gereja adalah Masjid Baitul Hikmah yang merpakan bekas Gereja Immanuel di Heeswijkpein, Moerwijk kota Den Haag. Dari luar bangunan itu tidak tampak mirip Masjid pada umumnya, rumah panjang bertingkat dua, tanpa kubah. Suasana Masjid baru terlihat bila masuk kedalam yang terdapat mihrab dan sajadah yang membentang panjang. Masjid lain yang dulunya Gereja adalah Masjid Tafakkur di Rotterdam, yang diprakarsai oleh organisasi Centrum Santoso Suriname. Masjid yang terletak di Amsterdam Selatan ini, memiliki luas gedung 520 m2, terbagi dalam dua tingkat. Masjid Tafakkur ini dapat menampung sekitar 250 jamaah. Terdiri dari ruangan shalat, ruangan diskusi, ruangan belajar dan ruangan pertemuan.
Di Belanda juga dapat kita temukan sekolah-sekolah Islam dengan model pengajaran Islam, mata pelajaran Islam dan suasana Islami. Pada tahun 2006 setidaknya ada 47 buah sekolah dasar Islam yang terdapat di Belanda, dan dua buah sekolah menengah yaitu College Islam Amsterdam sejak tahun 2001 dan Ibnu Khaldun Pesantren di Rotterdam sejak tahun 2001. Adapun universitas Islam sejak tahun 2005 mungkin baru empat lembaga yang dianggap resmi oleh Pemerintah Belanda. Namun dengan sedikitnya lembaga pendidikan perkuliahan Islam di Belanda tidak menyurutkan arus pemikiran Islam di Negeri Kincir Angin tersebut. Justru malah menjadi pengorbit kaum cendekiawan dari berbagai negara dengan dibimbing oleh pemikir-pemikir Islam ternama sebut saja seperti Abu Hamid Nasr Zaid yang telah mengajar di Universitas Leiden.
Ditekan Wilders, Jumlah Warga Belanda yang Memeluk Islam Bertambah
Semenjak tokoh anti-Islam Geert Wilders berulah, kian banyak warga Belanda yang memeluk Islam. Hal itu terungkap Dari Hari Peralihan Keyakinan Muslim Belanda yang digagas Pusat Dialog Lintas Budaya Kuwait di Utrech, Ahad (6/5) .
Salah seorang peserta, Noureddine Steenvorden, seorang pekerja sosial yang memeluk Islam delapan tahun lalu mencatat semakin banyak warga Belanda yang tertarik dalam Islam.
“Dua bulan lalu, pria Kristen berusia 83 tahun menjadi Muslim. Ia tertarik masuk Islam karena ada dialog tentang Islam. Perlu anda tahu, kami dibesarkan dalam lingkungan tanpa azan. Sebabnya, kami tidak tahu tentang Islam,” kata dia seperti dikutip kuna.net, Senin (7/5).
Peserta lain, Lee Ravenberg mengatakan pernyataan Wilders tentang Islam adalah agama jahat yang memicu warga Belanda untuk tahu tentang Islam. Ia pun menyelidiki tentang Islam. “Ternyata aku mendapatkan hidayah,” kata dia.
Melihat fenomena itu, Jamal Al-Shatti, anggota dewan dari Pusat Dialog Lintas Budaya Kuwait, mengatakan dialog tentang Islam memainkan peranan penting. Sebab, ada semacam eksplorasi informasi tentang Islam. Dari eksplorasi itu, pesan Islam dengan mudah dapat diterima. (Ummu Abdurahman)